Slide Title 1

Aenean quis facilisis massa. Cras justo odio, scelerisque nec dignissim quis, cursus a odio. Duis ut dui vel purus aliquet tristique.

Slide Title 2

Morbi quis tellus eu turpis lacinia pharetra non eget lectus. Vestibulum ante ipsum primis in faucibus orci luctus et ultrices posuere cubilia Curae; Donec.

Slide Title 3

In ornare lacus sit amet est aliquet ac tincidunt tellus semper. Pellentesque habitant morbi tristique senectus et netus et malesuada fames ac turpis egestas.

Sabtu, 20 April 2013

TUGAS ARTIKEL



Cerita Uang Rp.1000 dan Rp.100.000
 Uang Rp.1000 dan Rp.100.000 (seratus ribu rupiah) sama-sama terbuat dari kertas, sama-sama dicetak dan diedarkan  oleh manusia  dan dari Bank Indonesia. Pada saat bersamaan mereka keluar dan berpisah dari Bank dan beredar di masyarakat.
Empat bulan kemudian mereka bertemu lagi secara tidak sengaja di dalam dompet seorang pemuda. Kemudian diantara kedua uang tersebut terjadilah percakapan, antara uang Rp.1000 (seribu rupiah) dan uang Rp.100.000 (Seratus ribu rupiah). Uang yang Rp.100.000 (seratus ribu rupiah) bertanya kepada uang Rp.1000 (seribu rupiah).
Dijawablah oleh uang Rp. 1000 (seribu rupiah) "karena aku begitu keluar dari Bank langsung ditangan orang-orang bawahan seperti, dari tukang becak, tukang sayur, tukang ojek, penjual ikan, dan di tangan pengemis"
Lalu Uang Rp.1000 (seribu rupiah) bertanya balik kepada Rp.100.000 (Seratus ribu rupiah) " kepada yang Rp.1000 (seribu rupiah) "kenapa badan kamu begitu lusuk, kotor dan bau amis dan tidak jelas lecek?"kenapa kamu kelihatan begitu baru, rapi mulus dan masih bersih?"
Dijawabnya oleh Uang Rp. 100.000 (seratus ribu rupiah) "karena begitu aku keluar dari Bank, langsung disambut perempuan cantik dan beredarnyapun di restauran mahal, di mall dan jg hotel-hotel berbintang serta keberadaanku selalu dijaga dan jarang keluar dari dompet"
Lalu Uang Rp.1000 (seribu rupiah) bertanya lagi kepada uang Rp. 100.000 (seratus ribu rupiah) "pernahkah engkau mampir di tempat ibadah?"
Dijawablah oleh Uang Rp.100.000 (seratus ribu rupiah) " Anda, tapi seberapa bermanfaat penghasilan Anda itu. Karena kekayaan bukanlah untuk kesombongan. belum pernah "
Rp.1000 (seribu rupiah). pun berkata lagi kepada uang Rp. 100.000 ( seratus ribu rupiah) "ketahuilah walaupun keadaanku seperti ini adanya, setiap jum'at aku selalu mampir di Masjid-Masjid, Minggu Gereja-Gereja, Vihara, Klenteng, Pure dan ditangan anak-anak yatim, bahkan aku selalu bersyukur kepada Tuhan karena aku tidak dipandang manusia bukan karena nilai tapi yang dipandang adalah sebuah manfaat karna itu lah aku seperti ini."
Akhirnya menangislah uang Rp.100.000 (seratus ribu rupiah) karena merasa besar, hebat, tinggi,bagus tapi tidak begitu sangat  bermanfaat selama ini cuman karna tingi derajatnya saja jadi bukan hanya manfaatnya saja yang dia tau cuman nilai dan tinggi nya sajah.
Semoga kita termasuk golongan orang-orang yang selalu mensyukuri nikmat dan memberi manfaat untuk semesta alam dan seluruh dunia serta dijauhkan dari sifat sombong dan ria. Lalu Rp 1000 (seribu rupiah) bertanya lagi kepada uang Rp. 100.000(seratus ribu rupiah), "Pernahkah engkau mampir di tempat ibadah?"

Dijawablah oleh Uang Rp,100.000 (seratus ribu rupiah),"Belum pernah" Rp 1000 (seribu rupiah) pun berkata lagi,
"Ketahuilah walaupun aku hanya Rp 1.000 (seribu rupiah), tetapi aku selalu mampir di rumah TUHAN dan ditangan anak2 yatim,
bahkan aku selalu bersyukur kpd TUHAN.
Aku tdk dipandang bukan sebuah nilai, tetapi adalah sebuah manfaat

Akhirnya menangislah 100.000 (seratus ribu rupiah) karena merasa besar, hebat, tinggi tetapi tidak begitu bermanfaat selama ini.

Jadi bukan seberapa besar penghasilan kita, tetapi seberapa bermanfaat penghasilannya dipakai untuk  memuliakan TUHAN dan sebagai Channel of blessing bagi orang yang tidak mampu.
Karena kekayaan bukanlah utk kesombongan!!
Jadi semata- mata bukan hanya untuk orang- orang tinggi, hebat, besar, tetapi tidak bermanfaat selama ini, jadi yang dipandangnya bukan dari sebuah nilai saja ingatlah manfaatnya.

Jumat, 19 April 2013

Tugas Modul 1



PENDIDIKAN SEBAGAI INVESTASI JANGKA PANJANG

Profesor Toshiko Kinosita mengemukakan bahwa Sumber Daya Manusia Indonesia masih sangat lemah untuk mendukung perkembangan industri dan ekonomi. Penyebabnya karena pemerintahan  selama ini tidak pernah menempatkan pendidikan sebagai prioritas terpenting. Tidak ditempatkannya pendidikan sebagai prioritas terpenting karena masyarakat Indonesia, Mulai dari yang awam hingga politisi dan pejabat pemerintah, Hanya Berorientasi Mengejar Uang Untuk memperkaya diri sendiri dan tidak pernah berfikir panjang.

Kamis, 18 April 2013

syair lagu

Apa yang ku berikan untuk mama
untuk mama .. untuk mama tersayang...

Tak kumiliki sesuatu berharga....
Untuk mama tercinta...

Hanya ini kuberikan...
Senandung dari hatiku untuk mama....

Hanya sebuah tulisan sederhana...
Tulisan cinta untuk mama...